Gentapost.com – Dalam dua hari terakhir, layanan SuperApp BYOND BSI kembali mengalami kendala teknis. Media yang mencoba menghubungi pihak BSI untuk klarifikasi justru mendapatkan respons yang minim, memicu kepanikan dan tanda tanya di kalangan nasabah. Pertanyaan besar pun muncul: ada apa sebenarnya dengan BSI?
Pengalaman traumatik nasabah akibat error sistem pada Mei 2024 seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi manajemen BSI. Namun, kasus-kasus serupa terus berulang, menambah spekulasi serta hujatan terhadap pengelola bank milik negara ini.
Sebagian besar masyarakat menilai mereka seakan tidak belajar dari pengalaman, bahkan seperti keledai yang jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya.

Jika masalah ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin nasabah akan mulai meninggalkan BSI. Banyak yang akan beralih ke bank lain, meskipun pilihan tersebut sangat terbatas, khususnya di Aceh. Sejak bank konvensional “dipaksa” hengkang dari provinsi ini, BSI seakan menjadi satu-satunya pilihan bagi sebagian besar nasabah. Ini memaksa sebagian orang untuk berutang kepada teman-teman mereka, meskipun uang mereka sebenarnya ada di rekening BSI yang tak bisa ditarik karena gangguan sistem.
Namun, perlu dicatat bahwa masalah ini bukan karena label syariah BSI, melainkan soal pengelolaan bank yang terkesan kurang profesional. Jika manajemen BSI tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, sudah saatnya mereka mundur dan memberikan kesempatan kepada yang lebih kompeten.
Lalu, siapa yang patut disalahkan? Entahlah. Seperti kata pepatah, “tanyakan pada rumput yang bergoyang.” Namun, yang jelas, nasabah semakin kehilangan kepercayaan.